my adventure
Sabtu, 14 Februari 2015
Hadis Imam an nawawi 1-15
1-15 hadis an-nawawi
HADITS PERTAMA
ikhlas
عَنْ
أَمِيْرِ الْمُؤْمِنِيْنَ أَبِيْ حَفْصٍ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ
عَنْهُ قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَقُوْلُ : إِنَّمَا
اْلأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى . فَمَنْ كَانَتْ
هِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ،
وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيْبُهَا أَوْ امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا
فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ .
[رواه إماما
المحدثين أبو عبد الله محمد بن إسماعيل بن إبراهيم بن المغيرة بن بردزبة البخاري
وابو الحسين مسلم بن الحجاج بن مسلم القشيري النيسابوري في صحيحيهما اللذين هما أصح
الكتب المصنفة]
Arti Hadits /
ترجمة
الحديث
:
Dari Amirul
Mu’minin, Abi Hafs Umar bin Al Khottob radiallahuanhu, dia berkata: Saya
mendengar Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda : Sesungguhnya setiap
perbuatan
tergantung niatnya.
Dan sesungguhnya setiap orang (akan dibalas) berdasarkan apa yang dia
niatkan. Siapa yang hijrahnya karena (ingin mendapatkan keridhaan) Allah dan
Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada (keridhaan) Allah dan Rasul-Nya. Dan siapa yang
hijrahnya karena dunia yang dikehendakinya atau karena wanita yang ingin
dinikahinya maka hijrahnya (akan bernilai sebagaimana) yang dia
niatkan.
(Riwayat dua imam
hadits, Abu Abdullah Muhammad bin Isma’il bin Ibrahim bin Al Mughirah bin
Bardizbah Al Bukhori dan Abu Al Husain, Muslim bin Al Hajjaj bin Muslim Al
Qusyairi An Naishaburi dan kedua kitab Shahihnya yang merupakan kitab yang
paling shahih yang pernah dikarang) .
Catatan
:
Hadits ini merupakan
salah satu dari hadits-hadits yang menjadi inti ajaran Islam. Imam Ahmad dan
Imam syafi’i berkata : Dalam hadits tentang niat ini mencakup sepertiga ilmu.
Sebabnya adalah bahwa perbuatan hamba terdiri dari perbuatan hati, lisan dan
anggota badan, sedangkan niat merupakan salah satu dari ketiganya. Diriwayatkan
dari Imam Syafi’i bahwa dia berkata : Hadits ini mencakup tujuh puluh bab dalam
fiqh. Sejumlah ulama bahkan ada yang berkata : Hadits ini merupakan sepertiga
Islam.
Hadits ini ada
sebabnya, yaitu: ada seseorang yang hijrah dari Mekkah ke Madinah dengan tujuan
untuk dapat menikahi seorang wanita yang konon bernama : “Ummu Qais” bukan untuk
mendapatkan keutamaan hijrah. Maka orang itu kemudian dikenal dengan sebutan
“Muhajir Ummi Qais” (Orang yang hijrah karena Ummu Qais).
Pelajaran yang
terdapat dalam Hadits / الفوائد من الحديث :
Niat merupakan
syarat layak/diterima atau tidaknya amal perbuatan, dan amal ibadah tidak akan
mendatangkan pahala kecuali berdasarkan niat (karena Allah ta’ala).
Waktu pelaksanaan
niat dilakukan pada awal ibadah dan tempatnya di hati.
Ikhlas dan
membebaskan niat semata-mata karena Allah ta’ala dituntut pada semua amal shalih
dan ibadah.
Seorang mu’min akan
diberi ganjaran pahala berdasarkan kadar niatnya.
Semua perbuatan yang
bermanfaat dan mubah (boleh) jika diiringi niat karena mencari keridhoan Allah
maka dia akan bernilai ibadah.
Yang membedakan
antara ibadah dan adat (kebiasaan/rutinitas) adalah niat.
Hadits di atas
menunjukkan bahwa niat merupakan bagian dari iman karena dia merupakan pekerjaan
hati, dan iman menurut pemahaman Ahli Sunnah Wal Jamaah adalah membenarkan dalam
hati, diucapkan dengan lisan dan diamalkan dengan perbuatan.
HADITS KEDUA
Iman,islam,dan ihsan
عَنْ عُمَرَ
رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَيْضاً قَالَ : بَيْنَمَا نَحْنُ جُلُوْسٌ عِنْدَ رَسُوْلِ
اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَاتَ يَوْمٍ إِذْ طَلَعَ عَلَيْنَا رَجُلٌ
شَدِيْدُ بَيَاضِ الثِّيَابِ شَدِيْدُ سَوَادِ الشَّعْرِ، لاَ يُرَى عَلَيْهِ
أَثَرُ السَّفَرِ، وَلاَ يَعْرِفُهُ مِنَّا أَحَدٌ، حَتَّى جَلَسَ إِلَى النَّبِيِّ
صلى الله عليه وسلم فَأَسْنَدَ رُكْبَتَيْهِ إِلَى رُكْبَتَيْهِ وَوَضَعَ كَفَّيْهِ
عَلَى فَخِذَيْهِ وَقَالَ: يَا مُحَمَّد أَخْبِرْنِي عَنِ اْلإِسْلاَمِ، فَقَالَ
رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم : اْلإِسِلاَمُ أَنْ تَشْهَدَ أَنْ لاَ إِلَهَ
إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ وَتُقِيْمَ الصَّلاَةَ وَتُؤْتِيَ
الزَّكاَةَ وَتَصُوْمَ رَمَضَانَ وَتَحُجَّ الْبَيْتَ إِنِ اسْتَطَعْتَ إِلَيْهِ
سَبِيْلاً قَالَ : صَدَقْتَ، فَعَجِبْنَا لَهُ يَسْأَلُهُ وَيُصَدِّقُهُ، قَالَ:
فَأَخْبِرْنِي عَنِ اْلإِيْمَانِ قَالَ : أَنْ تُؤْمِنَ بِاللهِ وَمَلاَئِكَتِهِ
وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَتُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ
وَشَرِّهِ. قَالَ صَدَقْتَ، قَالَ فَأَخْبِرْنِي عَنِ اْلإِحْسَانِ، قَالَ: أَنْ
تَعْبُدَ اللهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ .
قَالَ: فَأَخْبِرْنِي عَنِ السَّاعَةِ، قَالَ: مَا الْمَسْؤُوْلُ عَنْهَا
بِأَعْلَمَ مِنَ السَّائِلِ. قَالَ فَأَخْبِرْنِي عَنْ أَمَارَاتِهَا، قَالَ أَنْ
تَلِدَ اْلأَمَةُ رَبَّتَهَا وَأَنْ تَرَى الْحُفَاةَ الْعُرَاةَ الْعَالَةَ
رِعَاءَ الشَّاءِ يَتَطَاوَلُوْنَ فِي الْبُنْيَانِ، ثُمَّ انْطَلَقَ فَلَبِثْتُ
مَلِيًّا، ثُمَّ قَالَ : يَا عُمَرَ أَتَدْرِي مَنِ السَّائِلِ ؟ قُلْتُ : اللهُ
وَرَسُوْلُهُ أَعْلَمَ . قَالَ فَإِنَّهُ جِبْرِيْلُ أَتـَاكُمْ يُعَلِّمُكُمْ
دِيْنَكُمْ .
[رواه
مسلم]
Arti hadits /
ترجمة
الحديث
:
Dari Umar
radhiallahuanhu juga dia berkata :
Ketika kami duduk-duduk disisi Rasulullah
Shallallahu’alaihi wasallam suatu hari tiba-tiba datanglah seorang laki-laki
yang mengenakan baju yang sangat putih dan berambut sangat hitam, tidak tampak
padanya bekas-bekas perjalanan jauh dan tidak ada seorangpun diantara kami yang
mengenalnya. Hingga kemudian dia duduk dihadapan Nabi lalu menempelkan kedua
lututnya kepada kepada lututnya (Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam)
seraya
berkata: “ Ya Muhammad, beritahukan aku tentang Islam ?”, maka bersabdalah
Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam : “ Islam adalah engkau bersaksi bahwa
tidak ada Ilah (Tuhan yang disembah) selain Allah, dan bahwa Nabi Muhammad
adalah utusan Allah, engkau mendirikan shalat, menunaikan zakat, puasa Ramadhan
dan pergi haji jika mampu “,
kemudian dia berkata: “ anda benar “. Kami semua
heran, dia yang bertanya dia pula yang membenarkan. Kemudian dia bertanya lagi:
“ Beritahukan aku tentang Iman “. Lalu beliau bersabda: “ Engkau beriman kepada
Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya dan hari akhir
dan engkau beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk “, kemudian dia
berkata: “ anda benar“. Kemudian dia berkata lagi: “ Beritahukan aku tentang
ihsan “. Lalu beliau bersabda: “ Ihsan adalah engkau beribadah kepada Allah
seakan-akan engkau melihatnya, jika engkau tidak melihatnya maka Dia melihat
engkau” . Kemudian dia berkata: “ Beritahukan aku tentang hari kiamat (kapan
kejadiannya)”. Beliau bersabda: “ Yang ditanya tidak lebih tahu dari yang
bertanya “. Dia berkata: “ Beritahukan aku tentang tanda-tandanya “, beliau
bersabda: “ Jika seorang hamba melahirkan tuannya dan jika engkau melihat
seorang bertelanjang kaki dan dada, miskin dan penggembala domba, (kemudian)
berlomba-lomba meninggikan bangunannya “, kemudian orang itu berlalu dan aku
berdiam sebentar. Kemudian beliau (Rasulullah) bertanya: “ Tahukah engkau siapa
yang bertanya ?”. aku berkata: “ Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui “. Beliau
bersabda: “ Dia adalah Jibril yang datang kepada kalian (bermaksud) mengajarkan
agama kalian “.
(Riwayat
Muslim)
Catatan
:
Hadits ini merupakan
hadits yang sangat dalam maknanya, karena didalamnya terdapat pokok-pokok ajaran
Islam, yaitu Iman, Islam dan Ihsan.
Hadits ini
mengandung makna yang sangat agung karena berasal dari dua makhluk Allah yang
terpercaya, yaitu: Amiinussamaa’ (kepercayaan makhluk di langit/Jibril) dan
Amiinul Ardh (kepercayaan makhluk di bumi/ Rasulullah)
Pelajaran yang
terdapat dalam hadits / الفوائد من الحديث
:
Disunnahkan untuk
memperhatikan kondisi pakaian, penampilan dan kebersihan, khususnya jika
menghadapi ulama, orang-orang mulia dan penguasa.
Siapa yang
menghadiri majlis ilmu dan menangkap bahwa orang–orang yang hadir butuh untuk
mengetahui suatu masalah dan tidak ada seorangpun yang bertanya, maka wajib
baginya bertanya tentang hal tersebut meskipun dia mengetahuinya agar peserta
yang hadir dapat mengambil manfaat darinya.
Jika seseorang yang
ditanya tentang sesuatu maka tidak ada cela baginya untuk berkata: “Saya tidak
tahu“, dan hal tersebut tidak mengurangi kedudukannya.
Kemungkinan malaikat
tampil dalam wujud manusia.
Termasuk tanda hari
kiamat adalah banyaknya pembangkangan terhadap kedua orang tua. Sehingga
anak-anak memperlakukan kedua orang tuanya sebagaimana seorang tuan
memperlakukan hambanya.
Tidak disukainya
mendirikan bangunan yang tinggi dan membaguskannya sepanjang tidak ada
kebutuhan.
Didalamnya terdapat
dalil bahwa perkara ghaib tidak ada yang mengetahuinya selain Allah
ta’ala.
Didalamnya terdapat
keterangan tentang adab dan cara duduk dalam majlis ilmu.
HADITS KETIGA
Rukun Islam
عَنْ أَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ بْنِ
الْخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله وسلم
يَقُوْلُ : بُنِيَ اْلإِسْلاَمُ عَلَى خَمْسٍ : شَهَادَةُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ
اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّداً رَسُوْلُ اللهِ وَإِقَامُ الصَّلاَةِ وَإِيْتَاءُ
الزَّكَاةِ وَحَجُّ الْبَيْتِ وَصَوْمُ رَمَضَانَ.
[رواه الترمذي ومسلم ]
Terjemah hadits /
ترجمة
الحديث
:
Dari Abu
Abdurrahman, Abdullah bin Umar bin Al-Khottob radiallahuanhuma dia berkata :
Saya mendengar Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda : Islam dibangun
diatas lima perkara; Bersaksi bahwa tiada Ilah yang berhak disembah selain Allah
dan bahwa nabi Muhammad utusan Allah, menegakkan shalat, menunaikan zakat,
melaksanakan haji dan puasa Ramadhan.
(Riwayat Turmuzi dan
Muslim)
Pelajaran yang
terdapat dalam hadits / الفوائد من الحديث
:
Rasulullah
Shallallahu’alaihi wasallam menyamakan Islam dengan bangunan yang kokoh dan
tegak diatas tiang-tiang yang mantap.
Pernyataan tentang
keesaan Allah dan keberadaannya, membenarkan kenabian Muhammad
Shallallahu’alaihi wasallam, merupakan hal yang paling mendasar dibanding
rukun-rukun yang lainnya.
Selalu menegakkan
shalat dan menunaikannya secara sempurna dengan syarat rukunnya, adab-adabnya
dan sunnah-sunnahnya agar dapat memberikan buahnya dalam diri seorang muslim
yaitu meninggalkan perbuatan keji dan munkar karena shalat mencegah seseorang
dari perbuatan keji dan munkar.
Wajib mengeluarkan
zakat dari harta orang kaya yang syarat-syarat wajibnya zakat sudah ada pada
mereka lalu memberikannya kepada orang-orang fakir dan yang
membutuhkan.
Wajibnya menunaikan
ibadah haji dan puasa (Ramadhan) bagi setiap muslim.
Adanya keterkaitan
rukun Islam satu sama lain. Siapa yang mengingkarinya maka dia bukan seorang
muslim berdasarkan ijma’.
Nash diatas
menunjukkan bahwa rukun Islam ada lima, dan masih banyak lagi perkara lain yang
penting dalam Islam yang tidak ditunjukkan dalam hadits.
Rasulullah
Shallallahu’alaihi wasallam bersabda:
“ Iman itu terdapat tujuh puluh lebih cabang “
Islam
adalah aqidah dan amal perbuatan. Tidak bermanfaat amal tanpa iman demikian juga
tidak bermanfaat iman tanpa amal .
HADITS KEEMPAT
Nasib manusia telah ditetapkan
عَنْ أَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَبْدِ اللهِ بنِ مَسْعُوْدٍ رَضِيَ
اللهُ عَنْهُ قَالَ : حَدَّثَنَا رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم وَهُوَ
الصَّادِقُ الْمَصْدُوْقُ : إِنَّ أَحَدَكُمْ يُجْمَعُ خَلْقُهُ فِي بَطْنِ أُمِّهِ
أَرْبَعِيْنَ يَوْماً نُطْفَةً، ثُمَّ يَكُوْنُ عَلَقَةً مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ
يَكُوْنُ مُضْغَةً مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ يُرْسَلُ إِلَيْهِ الْمَلَكُ فَيَنْفُخُ
فِيْهِ الرُّوْحَ، وَيُؤْمَرُ بِأَرْبَعِ كَلِمَاتٍ: بِكَتْبِ رِزْقِهِ وَأَجَلِهِ
وَعَمَلِهِ وَشَقِيٌّ أَوْ سَعِيْدٌ. فَوَ اللهِ الَّذِي لاَ إِلَهَ
غَيْرُهُ إِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ حَتَّى مَا
يَكُوْنُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إِلاَّ ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ
فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ فَيَدْخُلُهَا، وَإِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ
بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ حَتَّى مَا يَكُوْنُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إِلاَّ ذِرَاعٌ
فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ
فَيَدْخُلُهَا
[رواه البخاري ومسلم]
Terjemah Hadits /
ترجمة
الحديث
:
Dari Abu Abdurrahman
Abdullah bin Mas’ud radiallahuanhu beliau berkata : Rasulullah
Shallallahu’alaihi wasallam menyampaikan kepada kami dan beliau adalah orang
yang benar dan dibenarkan : Sesungguhnya setiap kalian dikumpulkan penciptaannya
di perut ibunya sebagai setetes mani selama empat puluh hari, kemudian berubah
menjadi setetes darah selama empat puluh hari, kemudian menjadi segumpal daging
selama empat puluh hari. Kemudian diutus kepadanya seorang malaikat lalu
ditiupkan padanya ruh dan dia diperintahkan untuk menetapkan empat perkara :
menetapkan rizkinya, ajalnya, amalnya dan kecelakaan atau kebahagiaannya. Demi
Allah yang tidak ada Ilah selain-Nya, sesungguhnya di antara kalian ada yang
melakukan perbuatan ahli surga hingga jarak antara dirinya dan surga tinggal
sehasta akan tetapi telah ditetapkan baginya ketentuan, dia melakukan perbuatan
ahli neraka maka masuklah dia ke dalam neraka. sesungguhnya di antara kalian ada
yang melakukan perbuatan ahli neraka hingga jarak antara dirinya dan neraka
tinggal sehasta akan tetapi telah ditetapkan baginya ketentuan, dia melakukan
perbuatan ahli surga maka masuklah dia ke dalam surga.
(Riwayat Bukhori dan Muslim).
(Riwayat Bukhori dan Muslim).
Pelajaran yang
terdapat dalam hadits / الفوائد من الحديث :
1.Allah ta’ala
mengetahui tentang keadaan makhluknya sebelum mereka diciptakan dan apa yang
akan mereka alami, termasuk masalah kebahagiaan dan kecelakaan.
2.Tidak mungkin
bagi manusia di dunia ini untuk memutuskan bahwa dirinya masuk surga atau
neraka, akan tetapi amal perbutan merupakan sebab untuk memasuki
keduanya.
3.Amal perbuatan dinilai di akhirnya. Maka hendaklah manusia tidak terpedaya
dengan kondisinya saat ini, justru harus selalu mohon kepada Allah agar diberi
keteguhan dan akhir yang baik (husnul khotimah).
4.Disunnahkan bersumpah untuk mendatangkan kemantapan sebuah perkara dalam
jiwa.
5.Tenang dalam masalah rizki dan qanaah (menerima) dengan mengambil sebab-sebab
serta tidak terlalu mengejar-ngejarnya dan mencurahkan hatinya
karenanya.
6.Kehidupan ada di tangan Allah. Seseorang tidak akan mati kecuali dia telah
menyempurnakan umurnya.
7.Sebagian ulama dan orang bijak berkata bahwa dijadikannya pertumbuhan janin
manusia dalam kandungan secara berangsur-angsur adalah sebagai rasa belas kasih
terhadap ibu. Karena sesungguhnya Allah mampu menciptakannya
sekaligus.
HADITS KELIMA
Perbuatan bid'ah ditolak
عَنْ أُمِّ
الْمُؤْمِنِيْنَ أُمِّ عَبْدِ اللهِ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا قَالَتْ :
قَالَ رَسُوْلُ الله صلى الله عليه وسلم : مَنْ أَحْدَثَ فِي أَمْرِنَا هَذَا مَا
لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ. [رواه البخاري ومسلم وفي رواية لمسلم : مَنْ عَمِلَ
عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ ]
Terjemah hadits /
ترجمة
الحديث
:
Dari Ummul Mu’minin;
Ummu Abdillah; Aisyah radhiallahuanha dia berkata : Rasulullah
Shallallahu’alaihi wasallam bersabda : Siapa yang mengada-ada dalam urusan
(agama) kami ini yang bukan (berasal) darinya), maka dia tertolak. (Riwayat
Bukhori dan Muslim), dalam riwayat Muslim disebutkan: siapa yang melakukan suatu
perbuatan (ibadah) yang bukan urusan (agama) kami, maka dia tertolak.
Pelajaran yang
terdapat dalam hadits / الفوائد من الحديث :
1.Setiap
perbuatan ibadah yang tidak bersandar pada dalil syar’i ditolak dari
pelakunya.
2.Larangan dari
perbuatan bid’ah yang buruk berdasarkan syari’at.
3.Islam adalah
agama yang berdasarkan ittiba’ (mengikuti berdasarkan dalil) bukan ibtida’
(mengada-adakan sesuatu tanpa dalil) dan Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam
telah berusaha menjaganya dari sikap yang berlebih-lebihan dan
mengada-ada.
4.Agama Islam
adalah agama yang sempurna tidak ada kurangnya.
HADITS KEENAM
DALIL HARAM DAN HALAL TELAH JELAS
عَنْ أَبِي
عَبْدِ اللهِ النُّعْمَانِ بْنِ بَشِيْرٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ سَمِعْتُ
رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ : إِنَّ الْحَلاَلَ
بَيِّنٌ وَإِنَّ الْحَرَامَ بَيِّنٌ وَبَيْنَهُمَا أُمُوْرٌ مُشْتَبِهَاتٌ لاَ
يَعْلَمُهُنَّ كَثِيْرٌ مِنَ النَّاسِ، فَمَنِ اتَّقَى الشُّبُهَاتِ فَقَدْ
اسْتَبْرَأَ لِدِيْنِهِ وَعِرْضِهِ، وَمَنْ وَقَعَ فِي الشُّبُهَاتِ وَقَعَ فِي
الْحَرَامِ، كَالرَّاعِي يَرْعىَ حَوْلَ الْحِمَى يُوْشِكُ أَنْ يَرْتَعَ فِيْهِ،
أَلاَ وَإِنَّ لِكُلِّ مَلِكٍ حِمًى أَلاَ وَإِنَّ حِمَى اللهِ مَحَارِمُهُ أَلاَ
وَإِنَّ فِي الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ وَإِذَا
فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ أَلاَ وَهِيَ الْقَلْبُ
[رواه
البخاري ومسلم]
Terjemah hadits /
ترجمة
الحديث :
Dari Abu Abdillah
Nu’man bin Basyir radhiallahuanhu dia berkata: Saya mendengar Rasulullah
Shallallahu’alaihi wasallam bersabda: Sesungguhnya yang halal itu jelas dan yang
haram itu jelas. Di antara keduanya terdapat perkara-perkara yang syubhat
(samar-samar) yang tidak diketahui oleh orang banyak. Maka siapa yang takut
terhadap syubhat berarti dia telah menyelamatkan agama dan kehormatannya. Dan
siapa yang terjerumus dalam perkara syubhat, maka akan terjerumus dalam perkara
yang diharamkan. Sebagaimana penggembala yang menggembalakan hewan gembalaannya
disekitar (ladang) yang dilarang untuk memasukinya, maka lambat laun dia akan
memasukinya. Ketahuilah bahwa setiap raja memiliki larangan dan larangan Allah
adalah apa yang Dia haramkan. Ketahuilah bahwa dalam diri ini terdapat segumpal
daging, jika dia baik maka baiklah seluruh tubuh ini dan jika dia buruk, maka
buruklah seluruh tubuh; ketahuilah bahwa dia adalah hati “.
(Riwayat Bukhori dan Muslim)
(Riwayat Bukhori dan Muslim)
Catatan
:
Hadits ini
merupakan salah satu landasan pokok dalam syari’at. Abu Daud berkata : Islam itu
berputar dalam empat hadits, kemudian dia menyebutkan hadits ini salah
satunya.
Pelajaran yang
terdapat dalam hadits / الفوائد من الحديث :
1.Termasuk
sikap wara’ adalah meninggalkan
syubhat .
2.Banyak melakukan syubhat akan mengantarkan seseorang kepada perbuatan
haram.
3.Menjauhkan perbuatan dosa kecil karena hal tersebut dapat menyeret seseorang
kepada perbuatan dosa besar.
4.Memberikan perhatian terhadap masalah hati, karena padanya terdapat kebaikan
fisik.
5.Baiknya amal perbuatan anggota badan merupakan pertanda baiknya hati.
6.Pertanda ketakwaan seseorang jika dia meninggalkan perkara-perkara yang
diperbolehkan karena khawatir akan terjerumus kepada hal-hal yang
diharamkan.
7.Menutup pintu terhadap peluang-peluang perbuatan haram serta haramnya sarana dan
cara ke arah sana.
8.Hati-hati dalam masalah agama dan kehormatan serta tidak melakukan
perbuatan-perbuatan yang dapat mendatangkan persangkaan buruk.
HADITS KETUJUH
AGAMA ADALAH NASIHAT
عَنْ أَبِي
رُقَيَّةَ تَمِيْم الدَّارِي رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : الدِّيْنُ النَّصِيْحَةُ . قُلْنَا لِمَنْ ؟ قَالَ :
لِلَّهِ وَلِكِتَابِهِ وَلِرَسُوْلِهِ وَلأَئِمَّةِ الْمُسْلِمِيْنَ وَعَامَّتِهِمْ
.
[رواه
البخاري ومسلم]
Dari Abu Ruqoyah
Tamim Ad Daari radhiallahuanhu, sesungguhnya Rasulullah Shallallahu’alaihi
wasallam bersabda : Agama adalah nasehat, kami berkata :
Kepada siapa ? beliau bersabda : Kepada Allah, kitab-Nya, Rasul-Nya dan kepada
pemimpan kaum muslimin dan rakyatnya.
(Riwayat Bukhori dan Muslim)
(Riwayat Bukhori dan Muslim)
Pelajaran
:
1.Agama Islam
berdiri tegak diatas upaya saling menasihati, maka harus selalu saling
menasihati diantara masing-masing individu muslim.
2.Nasihat wajib
dilakukan sesuai kemampuannya.
HADITS KEDELAPAN
Perintah Memerangi Manusia Yang Tidak Sholat dan Tidak Mengeluarkan
Zakat
Pelajaran yang
terdapat dalam hadits / الفوائد من الحديث :
1.Maklumat
peperangan kepada mereka yang musyrik hingga mereka selamat.
2.Diperbolehkannya membunuh orang yang mengingkari shalat dan memerangi mereka
yang menolak membayar zakat.
3.Tidak diperbolehkan berlaku sewenang-wenang terhadap harta dan darah kaum
muslimin.
4.Diperbolehkannya hukuman mati bagi setiap muslim jika dia melakukan perbuatan
yang menuntut dijatuhkannya hukuman seperti itu seperti : Berzina bagi orang
yang sudah menikah (muhshan), membunuh orang lain dengan sengaja dan
meninggalkan agamanya dan jamaahnya .
5.Dalam hadits ini terdapat jawaban bagi kalangan murji’ah yang mengira bahwa iman
tidak membutuhkan amal perbuatan.
6.Tidak mengkafirkan pelaku bid’ah yang menyatakan keesaan Allah dan menjalankan
syari’atnya.
7.Didalamnya terdapat dalil bahwa diterimanya amal yang zhahir dan menghukumi
berdasarkan sesuatu yang zhahir sementara yang tersembunyi dilimpahkan kepada
Allah.
HADITS KESEMBILAN
MELAKSANAKAN PERINTAH SESUAI KEMAMPUAN
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ صَخْر رَضِيَ اللهُ
عَنْهُ قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ
: مَا نَهَيْتُكُمْ عَنْهُ فَاجْتَنِبُوْهُ، وَمَا أَمَرْتُكُمْ بِهِ فَأْتُوا
مِنْهُ مَا اسْتَطَعْتُمْ، فَإِنَّمَا أَهْلَكَ الَّذِيْنَ مَنْ قَبْلَكُمْ
كَثْرَةُ مَسَائِلِهِمْ وَاخْتِلاَفُهُمْ عَلَى أَنْبِيَائِهِمْ .
[رواه البخاري ومسلم]
Terjemah hadits /
ترجمة
الحديث
:
Dari Abu Hurairah
Abdurrahman bin Sakhr radhiallahuanhu dia berkata : Saya mendengar Rasulullah
Shallallahu’alaihi wasallam bersabda : Apa yang aku larang hendaklah kalian
menghindarinya dan apa yang aku perintahkan maka hendaklah kalian laksanakan
semampu kalian. Sesungguhnya kehancuran orang-orang sebelum kalian adalah karena
banyaknya pertanyaan mereka (yang tidak berguna) dan penentangan mereka terhadap
nabi-nabi mereka.
(Bukhori dan Muslim)
(Bukhori dan Muslim)
Pelajaran
:
1.Wajibnya
menghindari semua apa yang dilarang oleh Rasulullah Shallallahu’alaihi
wasallam.
2.Siapa yang
tidak mampu melakukan perbuatan yang diperintahkan secara keseluruhan dan dia
hanya mampu sebagiannya saja maka dia hendaknya melaksanakan apa yang dia mampu
laksanakan.
3.Allah tidak
akan membebankan kepada seseorang kecuali sesuai dengan kadar
kemampuannya.
4.Perkara yang
mudah tidak gugur karena perkara yang sulit.
5.Menolak
keburukan lebih diutamakan dari mendatangkan kemaslahatan.
6.Larangan
untuk saling bertikai dan anjuran untuk bersatu dan bersepakat.
7.Wajib
mengikuti Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam, ta’at dan menempuh jalan
keselamatan dan kesuksesan.
8.Al Hafiz
berkata : Dalam hadits ini terdapat isyarat untuk menyibukkan diri dengan
perkara yang lebih penting yang dibutuhkan saat itu ketimbang perkara yang saat
tersebut belum dibutuhkan.
HADITS
KESEPULUH
MAKANLAH DARI REZEKI YANG HALAL
عَنْ أَبِي
هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : إِنَّ اللهَ تَعَالَى طَيِّبٌ لاَ يَقْبَلُ إِلاَّ طَيِّباً،
وَإِنَّ اللهَ أَمَرَ الْمُؤْمِنِيْنَ بِمَا أَمَرَ بِهِ الْمُرْسَلِيْنَ فَقَالَ
تَعَالَى : ,يَا
أَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوا مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوا صَالِحاً - وَقاَلَ
تَعَالَى : , يَا
أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ
- ثُمَّ
ذَكَرَ الرَّجُلَ يُطِيْلُ السَّفَرَ أَشْعَثَ أَغْبَرَ يَمُدُّ يَدَيْهِ إِلَى
السَّمَاءِ ياَ رَبِّ يَا رَبِّ وَمَطْعَمُهُ حَرَامٌ وَمَشْرَبُهُ حَرَامٌ
وَمَلْبَسُهُ حَرَامٌ وَغُذِّيَ بِالْحَرَامِ فَأَنَّى يُسْتَجَابُ لَهُ
.
[رواه
مسلم]
Terjemah
hadits / ترجمة الحديث :
Dari Abu Hurairah radhiallahuanhu dia berkata : Rasulullah
Shallallahu’alaihi wasallam bersabda : Sesungguhnya Allah ta’ala itu baik, tidak
menerima kecuali yang baik. Dan sesungguhnya Allah memerintahkan orang beriman
sebagaimana dia memerintahkan para rasul-Nya dengan firmannya : Wahai Para Rasul
makanlah yang baik-baik dan beramal shalihlah. Dan
Dia berfirman : Wahai orang-orang yang beriman makanlah yang baik-baik dari apa
yang Kami rizkikan kepada kalian. Kemudian beliau menyebutkan ada seseorang
melakukan perjalan jauh dalam keadaan kumal dan berdebu. Dia memanjatkan kedua
tangannya ke langit seraya berkata : Yaa Robbku,
Ya Robbku, padahal makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram dan
kebutuhannya dipenuhi dari sesuatu yang haram, maka (jika begitu keadaannya)
bagaimana doanya akan dikabulkan.(Riwayat Muslim).
Pelajaran
:
1.Dalam hadits diatas terdapat pelajaran akan sucinya Allah ta’ala dari segala
kekurangan dan cela.
2.Allah ta’ala tidak menerima kecuali sesuatu yang baik. Maka
siapa yang bersedekah dengan barang haram tidak akan diterima.
3.Sesuatu yang disebut baik adalah apa yang dinilai baik disisi Allah
ta’ala.
4.Berlarut-larut dalam perbuatan haram akan menghalangi seseorang dari terkabulnya
doa.
5.Orang yang maksiat tidak termasuk mereka yang dikabulkan doanya kecuali mereka
yang Allah kehendaki.
6.Makan barang haram dapat merusak amal dan menjadi penghalang diterimanya amal
perbuatan.
7.Anjuran untuk berinfaq dari barang yang halal dan larangan untuk berinfaq dari
sesuatu yang haram.
8.Seorang hamba akan diberi ganjaran jika memakan sesuatu yang baik dengan maksud
agar dirinya diberi kekuatan untuk ta’at kepada Allah.
9.Doa orang yang sedang safar dan yang hatinya sangat mengharap akan
terkabul.
10.Dalam hadits terdapat sebagian dari sebab-sebab dikabulkannya do’a :
Perjalanan jauh, kondisi yang bersahaja dalam pakaian dan penampilan dalam
keadaan kumal dan berdebu, mengangkat kedua tangan ke langit, meratap dalam
berdoa, keinginan kuat dalam permintaan, mengkonsumsi makanan, minuman dan
pakaian yang halal.
HADITS KESEBELAS
TINGGALKANLAH KERAGU RAGUAN
عَنْ أَبِي مُحَمَّدٍ الْحَسَنُ بْنُ عَلِي بْنِ أبِي طَالِبٍ سِبْطِ
رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَرَيْحَانَتِهِ رَضِيَ الله
عَنْهُمَا قَالَ : حَفِظْتُ مِنْ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ؛
دَعْ مَا يَرِيْبُكَ إِلَى مَا لاَ يَرِيْبُكَ .
[رواه الترمذي وقال : حديث حسن صحيح]
Terjemah
hadits:
Dari Abu Muhammad Al
Hasan bin Ali bin Abi Thalib, cucu Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam dan
kesayangannya dia berkata : Saya menghafal dari Rasulullah Shallallahu'alaihi
wasallam (sabdanya): Tinggalkanlah apa yang meragukanmu kepada apa yang tidak
meragukanmu. (Riwayat Turmuzi dan
dia berkata: Haditsnya hasan shoheh)
Pelajaran:
1.Meninggalkan syubhat dan mengambil yang halal akan melahirkan sikap
wara’.
2.Keluar dari ikhtilaf ulama lebih utama karena hal tersebut lebih terhindar dari
perbuatan syubhat, khususnya jika diantara pendapat mereka tidak ada yang dapat
dikuatkan.
3.Jika keraguan bertentangan dengan keyakinan maka keyakinan yang
diambil.
4.Sebuah perkara harus jelas berdasarkan keyakinan dan ketenangan. Tidak ada
harganya keraguan dan kebimbangan.
5.Berhati-hati dari sikap meremehkan terhadap urusan agama dan masalah
bid’ah.
6.Siapa yang membiasakan perkara syubhat maka dia akan berani melakukan perbuatan
yang haram.
HADITS KEDUA
BELAS
MENINGGALKAN YG TIDAK BERMANFAAT
عَنْ أَبِي
هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم:
مِنْ حُسْنِ إِسْلاَمِ الْمَرْءِ تَرْكُهُ مَا لاَ يَعْنِيْهِ
[حديث حسن رواه الترمذي وغيره هكذا]
Terjemah hadits
:
Dari Abu Hurairah
radhiallahunhu dia berkata : Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda :
Merupakan tanda baiknya Islam seseorang, dia meninggalkan sesuatu yang tidak
berguna baginya (Hadits Hasan
riwayat Turmuzi dan lainnya)
Pelajaran:
1.Termasuk
sifat-sifat orang muslim adalah dia menyibukkan dirinya dengan perkara-perkara
yang mulia serta menjauhkan perkara yang hina dan rendah.
2.Pendidikan bagi diri dan perawatannya dengan meninggalkan apa yang tidak
bermanfaat didalamnya.
3.Menyibukkkan diri dengan sesuatu yang tidak bermanfaat adalah kesia-siaan dan
merupakan pertanda kelemahan iman.
4.Anjuran untuk memanfaatkan waktu dengan sesuatu yang manfaatnya kembali kepada
diri sendiri bagi dunia maupun akhirat.
5.Ikut campur terhadap sesuatu yang bukan urusannya dapat mengakibatkan kepada
perpecahan dan pertikaian diantara manusia.
HADITS KETIGA BELAS
MENCINTAI MILIK SAUDARANYA SEPERTI IA MENCINTAI MILIK SENDIRI
عَنْ أَبِي حَمْزَةَ أَنَسْ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، خَادِمُ
رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لأَخِيْهِ مَا
يُحِبُّ لِنَفْسِه
[رواه البخاري ومسلم]
Terjemah hadits
:
Dari Abu Hamzah,
Anas bin Malik radiallahuanhu, pembantu Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam
dari Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam, beliau bersabda: Tidak beriman
salah seorang diantara kamu hingga dia mencintai saudaranya sebagaimana dia
mencintai dirinya sendiri.
(Riwayat Bukhori dan Muslim)
(Riwayat Bukhori dan Muslim)
Pelajaran yang
terdapat dalam hadits / الفوائد ن الحديث :
1.Seorang
mu’min dengan mu’min yang lainnya bagaikan satu jiwa, jika dia mencintai
saudaranya maka seakan-akan dia mencintai dirinya sendiri.
2.Menjauhkan
perbuatan hasad (dengki) dan bahwa hal tersebut bertentangan dengan kesempurnaan
iman.
3.Iman dapat bertambah dan berkurang, bertambah dengan ketaatan dan berkurang
dengan kemaksiatan.
4.Anjuran untuk menyatukan hati.
HADITS KEEMPAT BELAS
LARANGAN BERZINA,MEMBUNUH DAN MURTAD
عَنِ ابْنِ
مَسْعُوْدٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم :
لاَ يَحِلُّ دَمُ امْرِئٍ مُسْلِمٍ يَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنِّي
رَسُوْلُ اللهِ إِلاَّ بِإِحْدَى ثَلاَثٍ : الثَّيِّبُ الزَّانِي، وَالنَّفْسُ
بِالنَّفْسِ وَالتَّارِكُ لِدِيْنِهِ الْمُفَارِقُ لِلْجَمَاعَةِ
[رواه
البخاري ومسلم]
Terjemah hadits /
ترجمة الحديث :
Dari Ibnu Mas’ud
radiallahuanhu dia berkata : Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda :
Tidak halal darah seorang muslim yang bersaksi bahwa tidak ada Ilah selain Allah
dan bahwa saya (Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam) adalah utusan Allah
kecuali dengan tiga sebab : Orang tua yang berzina, membunuh orang lain (dengan
sengaja), dan meninggalkan agamanya berpisah dari jamaahnya.
(Riwayat Bukhori dan Muslim)
(Riwayat Bukhori dan Muslim)
Pelajaran yang
terdapat dalam hadits / الفوائد من الحديث :
1.Tidak boleh
menumpahkan darah kaum muslimin kecuali dengan tiga sebab, yaitu : zina muhshon
(orang yang sudah menikah), membunuh manusia dengan sengaja dan meninggalkan
agamanya (murtad) berpisah dari jamaah kaum muslimin.
2.Islam sangat
menjaga kehormatan, nyawa dan agama dengan menjatuhkan hukuman mati kepada
mereka yang mengganggunya seperti dengan melakukan zina, pembunuhan dan
murtad.
3.Sesungguhnya
agama yang disepakati adalah yang dipegang oleh jamaah kaum muslimin, maka wajib
dijaga dan tidak boleh keluar darinya.
4.Hukum pidana
dalam Islam sangat keras, hal itu bertujuan untuk mencegah (preventif) dan
melindungi.
5.Pendidikan
bagi masyarakat untuk takut kepada Allah ta’ala dan selalu merasa terawasi
oleh-Nya dan keadaan tersembunyi atau terbuka sebelum dilaksanakannya
hukuman.
6.Hadits diatas
menunjukkan pentingnya menjaga kehormatan dan kesucian.
7.Dalam hadits
tersebut merupakan ancaman bagi siapa yang membunuh manusia yang diharamkan oleh
Allah ta’ala.
HADITS KELIMA BELAS
BERKATA BAIK ATAU DIAM
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ
فَلْيَقُلْ خَيْراً أًوْ لِيَصْمُتْ، وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَاْليَوْمِ
الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ جَارَهُ، وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ
فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ
[رواه البخاري ومسلم]
Terjemah hadits /
ترجمة الحديث :
Dari Abu Hurairah
radhiallahuanhu, sesungguhnya Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda:
Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah dia berkata baik atau
diam, siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah dia menghormati
tetangganya dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka
hendaklah dia memuliakan tamunya
(Riwayat Bukhori dan Muslim)
(Riwayat Bukhori dan Muslim)
Pelajaran
:
1.Iman terkait langsung dengan kehidupan sehari-hari.
2.Islam menyerukan kepada sesuatu yang dapat menumbuhkan rasa cinta dan kasih
sayang dikalangan individu masyarakat muslim.
3.Termasuk kesempurnaan iman adalah perkataan yang baik dan diam dari selainnya
.
4.Berlebih-lebihan dalam pembicaraan dapat menyebabkan kehancuran, sedangkan
menjaga pembicaraan merupakan jalan keselamatan.
5.Islam sangat menjaga agar seorang muslim berbicara apa yang bermanfaat dan
mencegah perkataan yang diharamkan dalam setiap kondisi.
6.Tidak memperbanyak pembicaraan yang diperbolehkan, karena hal tersebut dapat
menyeret kepada perbuatan yang diharamkan atau yang makruh.
7.Termasuk kesempurnaan iman adalah menghormati tetangganya dan memperhatikanya
serta tidak menyakitinya.
8.Wajib berbicara saat dibutuhkan, khususnya jika bertujuan menerangkan yang haq
dan beramar ma’ruf nahi munkar.
9.Memuliakan tamu termasuk diantara kemuliaan akhlak dan pertanda komitmennya
terhadap syariat Islam.
10.Anjuran untuk mempergauli orang lain dengan baik.
Jumat, 13 Februari 2015
Bidadari pun cemburu padamu !
Bagaimana caranya?
Apa mungkin?
Pertanyaan seperti itu sering
kali menggerogoti pikiran, bertanya dengan penuh keraguan. Tidak masalah, itu
sah-sah saja. Sebagai muslimah yang penuh dengan rasa keingintahuan, tapi ada
baiknya keingintahuan itu disertai dengan usaha untuk menjadi tahu. Sekarang,
kuantitas wanita jauh lebih banyak dibanding pria, tapi apakah semua kaum
wanita itu tahu bahwa dirinya sangatlah istimewa bukan kaum yang
termarginalkan.
Oke.. kembali ke topik
pembahasan. Bahkan bidadari cemburu padamu...
Dari ummu Salamah radhiyallahu’anha, ia berkata, “Saya bertanya, ‘Wahai Rasulullah, manakah
yang lebih utama, kaum wanita dunia ataukah bidadari yang bermata jeli?”
Rasulullah menjawab, “Wanita-wanita dunia lebih utama daripada bidadari-bidadari yang
bermata jeli, seperti kelebihan apa yang tampak daripada apa yang tidak tampak”
Saya bertanya “Karena apa wanita dunia lebih utama daripada mereka?”
Beliau Menjawab, “Karena shalat mereka, puasa dan ibadah mereka kepada Allah. Allah
meletakkan cahaya di wajah mereka, tubuh mereka adalah kain sutra, kulitnya
putih bersih, pakaiannya berwarna hijau, perhiasannya kekuning-kuningan,
sanggulnya mutiara dan sisirnya terbuat dari emas. Mereka berkata, “kami hidup abadi dan tidak mati, kami lemah lembut dan tidak jahat
sama sekali, kami selalu mendampingi dan tidak beranjak sama sekali, kami ridha
dan tidak pernah bersungut-sungut sama sekali. Berbahagialah orang yang
memiliki kami dan kami memilikinya,” (HR. Ath-Thabrani)
Wahai ukhti, kamu punya peluang
yang terbuka lebar untuk membuat para bidadari surga cemburu dengan mu.
Cemburu dengan amalan mu, cemburu dengan iman dan takwa mu yang tak pernah
surut. Lalu, apa yang membuatmu masih ragu? Bukankah, sudah nyata bahwa kaum wanita lebih mulia..
Lalu, kenapa masih diam saja.
Tak melakukan apapun, apa kalian ingin seperti itu selamanya. Jauh dari-Nya dan
tak pernah melantunkan dizikir untuk-Nya.. Apa kalian ingin seperti itu?
Renungilah ukhti.. pikirkan baik-baik.
Gunakan hijab syar’i, anggunkan akhlakmu, perbanyak amalanmu, dan tinggikan iman dan
takwamu. Agar bidadari surga itu cemburu..
sebenarnya Apa yang menghalangi
gerakmu?
Apakah kamu takut dikucilkan
karena hijabmu, takut tak dianggap gaul, takut sulit mendapatkan jodoh, takut
dikatakan ketinggalan zaman. Takut ini dan takut itu..
Jangan karena ketakutan semu
itu, membuat mu jauh dari kategori muslimah sholehah. Ketahuilah, bahwa
ketakutan-ketakutan seperi itu hanya akan melemahkan iman, menjauhkan diri dari
hidayah-Nya.
Go action.. nggak perlu
berpikir aneh-aneh, raih gelar sebagai muslimah sholehah. Cara kamu membuat
bidadari cemburu adalah dengan mengabdikan sisa hidup mu sesuai dengan apa
yang dituntunkan oleh Allah dan Rasulullah SAW.
"Fastabiqul Khaerat"
khaerunnas anfa'ahum linnas
Langganan:
Komentar (Atom)