Minggu, 04 Januari 2015

IMM ( Pradigma Holistik)




PARADIGMA HOLISTIK:

Paradigma holistik memperlihatkan berbagai faktor secara menyeluruh, bukan hanya melihat sebagian saja. Untuk lebih jelasnya sebelum melangkah lebih jauh, kita terlebih dahulu mendefenisikan Paradigma holistik.
Paradigma yaitu pandangan yang mendasar dari para ilmuwan tentang apa yang menjadi pokok persoalan yang semestinya dipelajari oleh salah satu cabang atau disiplin ilmu pengetahuan
Holistik yaitu menyeluruh atau keseluruhan
jadi yang dimaksud dengan Paradigma holistik adalah cara pandang secara keseluruhan.
          Paradigma holistik adalah proses transformasi Paradigma carteian-newtonian menuju teosofi Mulla Shadra.
Dalam  Filsafat  ada tiga jenis kebenaran
1.     Kebenaran subjektif  yang dapat dicontohkan seperti apa yang dia  katakan bernilai kebenaran karena langsung dari sang pembicara yang secara jelas dapat dibuktikan kebenarannya.
2.     Kebenaran relatif yaitu suatu kebenaran yang kebenarannya biasanya diragukan karena bekaitan ucapan seperti apa yang kukatakan kemarin, hari ini dan esok belum jelas tentang itu.
3.     Kebenaran absolut adalah kebenaran yang tertinggi atau kebenaran ilahia.
ada beberapa  Paradigma yaitu:
1.     Paradigma cosmosentris
2.     Paradigma mikrokosmosentris
3.     Paradigma teosentris
Teosentrisme berasal dari bahasa Yunani, theos, yang memiliki arti Tuhan, dan bahasa Ingris, center, yang berarti pusat. Pada konteks ini, teosentrime mengacu pada pandangan bahwa sistem keyakinan dan nilai terkait Ketuhanan secara moralitas lebih tinggi dibandingkan sistem lainnya. Singkatnya, teosentrisme lebih menekankan tentang keberpusatan pada Tuhan dibandingkan pada manusia (anthroposentrisme). Yaitu cara pandang tentang tuhan.
Paradigma rasionalisme
Paradigma cartesian : kebenaran dapat diperoleh melalui rasio

Asumsi Paradigma Cartesian-Newtonian
Pemikiran Descartes
Untuk mencapai pengetahuan universal Descartes menggunakan meted universal yang memberi pendasaran bagi kesatuan ilmu-ilmu. Ia membuat empat tahapan atau prinsip.
Pertama, jangan pernah menerima apapun sebagai benar ha;-hal yang tidak diketahui secara jelas dan terpilah, dan hindari ketergesa-gesaan dan prasangka.
Kedua, membagi setiap kesulitan yang akan diuji atau diteliti menjadi bagian-bagian sekecil mungkin agar dapat dipecahkan lebih baik.
Ketiga, menata urutan pikiran mulai dari obyek yang paling sederhana dan paling mudah untuk dimengerti, kemudian maju sedikit demi sedikit menurut tingkatanny sampai pada pengetahuan yang lebih kompleks.
Upaya Descartes untuk mematematisasi alam mendorongnya untuk berkesimpulan bahwa alam raya tidak lain adalah sebuah mesin raksasa. Dalam pandangan Descartes, alam bekerja sesuai dengan hokum-hukum mekanik, dan segala sesuatu dalam alam materi dapat diterangkan dalam Pengertian tatanan dan gerakan dari bagian-bagiannya. Tidak ada tujuan, kehidupan, dan spiritual dalam alam semesta.
Bagi Descartes, segala sesuatu’yang jelas dan terpilah adalah kebenaranKonsekueni dari dalil ini bermuara kepada pembedaan yang mencolok antara rasio dengan tubuh; substansi rasio adalah pemikiran, sedang substansi tubuh adalah berkeluasaan.
Keterpilahan pemikiran dengan tubuh ini menjadi konsep sentral ontology dan epistomologi Descartes yang dikenal dengan paham dualisme. Dualisme ini pada gikirannya menciptakan pola piker yang serba dikotomis atau logika biner. 
Berdasarkan uraian di atas ternyata pemikiran Decartes sangat berpengaruh terhadap perkembangan ilmu pengetahuan karena mendorong manusia untuk berpikir kritis, namun pemikiran Decartes dapat mempercepat kerusakan bumi sebab ia berpendapat alam tidak ada spiritual, tidak ada kehidupan sehingga dapat dimanfaatka oleh manusia untuk memenuhi segala kebutuhannya.
Salah satu dari Paradigma adalah pemikiran mulla sadra dan withead sebagai Paradigma alternatif (Paradigma holistik) ontologi sadra dan  kosmologi whithead
·        Pemikiran mereka cenderung berkarakteer sama realistis, dinamis, kosmis dan holistik
·        Karakteristik Paradigma holistik-dialogis
Asumsi-Asumsi Paradigma Cartesian-Newtonian
a.      Subjektivisme-Antroposentristik
Prinsip pertama ini memperesantasikan modus khas kesadaran modernisme bahwa manusia merupakan pusat dunia. Kesadaran subjektivisme dengan sangat kental dicanangkan oleh Bapak Filsafat Modern, Rene Descartes
b.     Dualisme
Penganut Paradigma Crtesian-Newtonian membagi realitas menjadi subjek dan objek, manusia dan alam, dengan menenpatkan subjek atas objek. Dualisem ini juga meliputi pemisahan yang nyata antara kesadaran dan materi, antara pikiran dan tubuh, antara jiwa cogitans dan benda exensa, serta antara nilai dan fakta.Pemisahan Cartesian antara akal dan tubuh atau antara kesadaran subjek dan realitas eksternal telah menimbulkan pengaruh yang luar biasa pada pemikiran barat yang pada gilirannya juga terhadap pemikiran dunia modern.
c.     Mekanistik-Determenistik
Paradigma Caresan-Newtonian ditegakkan atas dasar asumsi krosmologis bahwa alam raya merupakan sebuah mesin raksasa yang mati, tidak bernyawa, dan statis. Bahkan bukan alam raya saja, segala sesuatu yang di lua kesadaran subjek dianggap sebagai mesin yang bekerja menurut hokum-hukum matematika yang kuantitatif, termasuk tubuh manusia. Ini merupakan konsekuensi alamiah dari paham dualisme yang seolah-olah ‘menghidupkan’ subjek ‘mematikan’ objek. Karena subjek hidup dan sadar, sedangkan objek berbeda secara diametral dengan subjek, maka objek haruslah mati dan tidak berkesadaran.
Sesuai dengan paham mekanistik, Paradigma Cartesian-Newtonian menganggap realitas dapat dipahami dengan menganalisis dan memcah-mecahnya menjadi bagian-bagian kecil, lalu dijelaskan dengan pengukuran kuantitatif. Hasil penyelidikan dari bagian-bagian kecil itu lalu digeneralisir untuk keseluruhan. Alam semesta termasuk manusia, dipandang bsebagi mesin besar yang dapat dipahami dengan menganalisis bagian-bagiannya. Hal ini sesuai dengan sesuai dengan metode universal Descartes yang terdiri dari empat tahap. Setelah bersikap kritis-skeptis terhadap realitas pada tahapan pertama, lalu dilanjutkan tahapan analisis dengan memecah realita yang hendak dipahami menjadi unit-unit terkecil. Kemudian , setelah itu dihabungkan dan dijumlahkan kembali.

d.     Reduksionisme-Atomistik
Selaras dengan pandangan mekanistik-determenistik Paradigma Cartesian-Newtonian mengandung paham reduktsionisme-atomistik. Alam semesta semata-mata dipandang sebagai mesin yang mati tanpa makna simbolik dan kualitatif, tanpa nilai, tanpa cita rasa etis dan estetis. Alam betul-betulo hampa dan kosong dari nilai spiritualitas.

e.      Intrumentalisme
Modus berpikir dalam sains modern adalah berpikir instrumentalistik. Kebenaran suatu pengetahuanatau sains diukur dari sejauh mana ia dapat digunakan untuk memenuhi kepentingan-kepentingan material dan praktis.
f.       Materialisme-Saintisme

Sebagai konsekuensi alamiah dari pandangan dualism, mekanistik-determenistik, atomisme, dan instrumentalistik yang dikandung, Paradigma Cartesian-Newtonian juga bertendensi kuat untuk menganut paham materialisme-saintisme Newton mempunyai pandangan bahwa Tuhan pertama-tama menciptakan partikel-partikel benda, kekuatan-kekuatan antar partikel, dan hokum gerak dasar. Setelah tercipta, alam semesta terus bergerak seperti sebuah mesin yang diatur oleh hokum-hukum determenistik, dan Tuhan tidak diperlukan lagi kehadiranNya dalam kosmos ini
Berdasarkan uraian di atas Paradigma Cartesian-Newtonian sangat berpengaruh dalam melahirkan paham materialisme –saintisme dengan pandangan setelah Tuhan menciptakan alam maka Tuhan tidak diperlukan kehadiranNya. Kami berpendapat hal tersebut kurang dapat diterima karena secara logika kalau ada orang yang membuat benda maka yang bisa merawat dengan baik adalah yang membuat tersebut, kemudia Paham Newtonian mengesampingkan spiritual.

Tanggapan:
Paradigma Holistik adalah cara pandang atau pola pikir secara menyeluruh, tidak hanya melihat pada satu sisi saja. Paradigma ini jauh lebih baik dari pada paradigma yang hanya berpusat pada satu sudut pandang, seperti Teosentris, Cosmosentris, ataupun Antroposentris
 Suardi Al-zuhdi
"ABADI PERJUANGAN KAMI"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar